12 research outputs found

    IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 033 TAHUN 2012 TENTANG BAHAN TAMBAHAN PANGAN TERHADAP PANGAN DALAM KEMASAN DI PASAR TRADISIONAL MOJOKERTO

    Get PDF
    Abstrak  Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang wajib dipenuhi dalam kehidupan sehari – hari, sehingga pangan yang dikonsumsi harus sehat dan aman bagi tubuh manusia. Dalam pemenuhan kebutuhan pangan, terdapat interaksi antara produsen, konsumen dan distributor. Salah satu yang berperan aktif dalam peredaran pangan adalah pedagang pangan dan konsumen yang dianggap kurang berperan aktif. Sebagai pelaku usaha, pedagang berkewajiban memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai barang yang dijualnya. Akan tetapi pedagang tidak menjalankan ketentuan sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Pedagang yang menjual pangan dalam kemasan kurang memperhatikan atas barang dagangan yang dipasoknya baik dari produsen secara langsung maupun dari distributor. Hal tersebut dapat kita lihat dari adanya sikap pedagang yang langsung menerima pangan untuk dijualnya itu mengandung Bahan Tambahan Pangn (BTP) atau tidak, sehingga sebagai konsumen terkadang hanya melihat kemasan pangan tanpa memperhatikan kandungan isi yang ada didalam pangan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh deskripsi mengenai (1) penerapan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan terhadap pangan dalam kemasan di pasar tradisional Mojokerto, (2) kendala – kendala yang dialami oleh Dinas Kesehatan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mojoketo terkait penerapan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan, dan (3) upaya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mojoketo terkait penerapan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan. Metode penelitian ini adalah yuridis non doktrinal. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara, angket dan observasi untuk memperoleh data yang bersifat deskriptif kualitatif. Teknik wawancara, angket dan observasi digunakan untuk memperoleh data kualitatif tentang penggunaan BTP yang dilakukan oleh pelaku usaha atau pedagang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pedagang tidak memperhatikan kemasan pangan atas barang dagangan yang dipasoknya baik dari produsen secara langsung maupun melalui perantara. Hal ini disebabkan kurangnya pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mojokerto. Selain karena alasan dari faktor internal, yang menjadi kendala dalam proses peredaran pangan oleh pedagang adalah faktor dari luar, yaitu karena kurangnya tingkat kesadaran hukum masyarakat yang rendah. Sedangkan Dinas Kesehatan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan belum pernah menerapkan adanya sanksi secara tegas kepada pedagang pangan skala rumah tangga yang tidak mencantumkan ketentuan label pangan secara lengkap.   Kata kunci: Implementasi, Permenkes 033 Tahun 2012, Bahan Tambahan Pangan, Pasar Tradisional Mojokerto

    PENGARUH INTEGRETED MARKETING COMMUNICATION TERHADAP MINAT BERKUNJUNG PADA DESTINASI WISATA SAAT PANDEMI COVID-19 (STUDI KASUS WISATA KANDANG SAPI WONOSALAM JOMBANG)

    Get PDF
    The impact of Covid-19 on tourism is reflected in the decline in the number of domestic and foreign tourists. The decline in the transportation sector and the provision of accommodation and catering services is the beginning of poor working conditions in the tourism sector. KANSA or Wonosalam Cow Cage is an educational and fun vehicle with a modern packing farm concept. KANSA Wonosalam is located on Jalan Anjasmoro in Tukum Hamlet, Wonosalam District, Jombang Regency. The COVID-19 pandemic requires everyone to avoid crowded places, including tourist attractions. At this time the most important health conditions. After more than 1 year of the COVID-19 pandemic, people are starting to need a place for entertainments. The purposee of this study was to determine IMC (integrated marketing communication) on interest in visiting tourist destinations during the COVID-19 pandemic. This study uses quantitative statistical research techniques. The population in this study were all visitors to the KANSA tourist destination during the pandemic. The IMC variables used are advertising, sales promotion, public relations on visiting interest. The sampling technique was purposive sampling. The data analysis method used is multiple linear regression analysis. The results of this study indicate that advertisinng, salles promotionn, public relationss have an influence on interest in visiting tourist destinations during the covid-19 pandemic

    PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PIZZA HUT DARMO SURABAYA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji pengaruh variabel bauran pemasaran yang terdiri dari product, price, place, promotion terhadap keputusan pembelian Pizza Hut Darmo Surabaya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat Surabaya terutama pada pelanggan pizza hut darmo surabaya dengan jumlah sampel sebesar 100 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, yang bertujuan untuk menghitung besarnya koefisien regresi guna menunjukkan besarnya pengaruh variable bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian. Sedangkan uji goodness of fit (Uji F) digunakan untuk menguji kelayakan model dalam penelitian. Hasil pengujian uji F menunjukkan bahwa model regresi ini layak untuk digunakan. Hasil pengujian uji t menunjukan bahwa variabel yang digunakan dalam model penelitian tersebut masing-masing mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan pembelian Pizza Hut Darmo Surabaya. Variable price adalah variabel yang berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian Pizza Hut Darmo Surabay

    Analisa Teknis Modifikasi Sistem Bahan Bakar Mesin Diesel Menjadi Dual Fuel (HSD-CNG) Pada Kapal Penyeberangan

    Get PDF
    Konversi mesin menjadi dual fuel yakni mengubah sistem kerja mesin yang pada dasarnya menggunakan bahan bakar minyak, menjadi bahan bakar campuran gas dan minyak. Kerja mesin diesel yang awalnya hanya menggunakan single fuel system diubah menjadi dual fuel system (HSD-CNG). Compressed natural gas (CNG) yang disebut juga gas alam terkompresi merupakan gas alam yang memiliki kandungan methane 90% dan nilai oktan sebesar 120 – 130, dengan dikompresi mencapai 3600 psi atau 250 bar. Penggantian bahan bakar minyak menjadi campuran HSD-CNG merupakan suatu upaya dalam mengurangi pemakaian bahan bakar minyak yang semakin meningkat dan melebihi jumlah produksi minyak di Indonesia. Sehingga dengan diaplikasikannya gas alam sebagai bahan bakar dapat menjadi sumber energi alternatif menggantikan bahan bakar minyak. Dalam penelitian ini rumusan masalahnya adalah bagaimana modifikasi yang dilakukan pada mesin diesel dengan sistem bahan bakar minyak menjadi sistem dual fuel, terkait komponen-komponen apa saja yang perlu di tambahkan untuk konversi tersebut. Dan bagaimana perubahan performa mesin yang menerapkan sistem dual fuel dengan modifikasi mesin diesel yang telah dilakukan. Metode yang digunakan adalah perencanaan secara teknis dan perhitungan numeric. Konversi dilakukan pada kapal penyeberangan dengan lintasan Pelabuhan Merak – Pelabuhan Bakauheni Indonesia. Hasil perencanaan teknis konversi mesin diesel menjadi dual fuel system (HSD-CNG), yakni dengan menambahkan komponen untuk menyuplai bahan bakar gas yang dibutuhkan meliputi CNG cylinder, Gas admission valves, ComAp electromagnetic valves control unit INCON, ComAp Bi-Fuel automatic control unit InteliSysNT BF, Safety valve(s) for air filling manifold, ComAp bi-fuel governor ECON, Gas train (gas manifold, gas governor, double closing valve, filter, ball valve, dll.), dan ComAp knocking detector/controller DENOX. Dan untuk unjuk kerja dari mesin diesel yang dikonversi mesin diesel menjadi dual fuel berdasarkan analisa yang dilakukana menunjukkan bahwa pada saat menggunakan dual fuel, mesin mengalami penurunan performa. Hal tersebut terjadi karena terdapat penurunan konsumsi bahan bakar sekiat 2.4 - 3.5 %. ======================================================= Converting the engine into a dual fuel that is changing the engine working system that basically uses fuel oil, a fuel mixture of gas and oil. The work of diesel engines that initially only use single fuel system converted into dual fuel system (HSD-CNG). Compressed natural gas (CNG), also called compressed natural gas, is a natural gas containing 90% methane and an octane value of 120-130, compressed at 3600 psi or 250 bar. The replacement of fuel oil into a mixture of HSD-CNG is an effort to reduce the increasing use of oil fuel and exceed the amount of oil production in Indonesia. So with the application of natural gas as fuel can be an alternative energy source to replace fuel oil. In this research the problem formula is how the modification is done on diesel engine with fuel oil system into dual fuel system, related to what components need to be added for the conversion. And how the change in engine performance that applies dual fuel system with diesel engine modifications that have been done. The method used is technical planning and numerical calculation. The conversion is applied to ferry with the route is from Port of Merak – Port of Bakauheni Indonesia. Technically planning conversion to dual fuel system (HSD-CNG), by adding components to supply the required gas fuel include CNG cylinder, Gas admission valves, ComAp electromagnetic valves control unit INCON, ComAp Bi-Fuel automatic control unit InteliSysNT BF, Safety valve(s) for air filling manifold, ComAp bi-fuel governor ECON, Gas train (gas manifold, gas governor, double closing valve, filter, ball valve, etc.), and ComAp knocking detector/controller DENOX. And for diesel engine performance and diesel engine conversion shows that from the analysis shows that when using dual fuel, the engine decreased performance. This happens because there is a decrease in fuel consumption as much as 2.4% – 3.5%

    EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM SURVEILANS HEALTHCARE ACQUIRED INFECTIONS (HAIS) DI RSU HAJI SURABAYA TAHUN 2020

    Get PDF
    Healthcare Acquired Infections (HAIs) or nosocomial infections are infections that occur in patients during hospitalization. HAIs are classified into 4 namely Catheter-Associated Urinary Tract Infection, Surgical Site Infection, Ventilator-Associated Pneumonia, and Blood Stream Infection. The purpose of this study is to evaluate the implementation of the HAIs surveillance sistem. The research method used is a descriptive evaluation study with an observational research design. The data sources used are the Reports and dissemination of HAIs Surveillance at RSU Haji Surabaya in 2019-2020. The results showed that HAIs cases at RSU Haji Surabaya in 2020 were 0.03%. The problems in the implementation of HAIs surveillance are the accuracy and completeness of data reports, implementation support facilities, and employee participation in training has not been running optimally, application bundle items are under repair, and job rotation for employees. Conclusion : the implementation of HAIs surveillance activities is in accordance the Regulation of the Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Number 27 of 2017 Tentang  Pedoman Pencegahan  Dan Pengendalian Infeksi  di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, but the implementation still running unoptimally, researchers recommend the implementation of reward and punishment activities for surveillance officers as a solution to improve the sistem surveillance

    Skenario Penyediaan Air Bersih di Kelurahan Tambak Sarioso Kota Surabaya Sebagai Penerapan dari Konsep Water Sensitive Cities

    Get PDF
    Konsep Water Sensitive Cities merupakan konsep kota sadar air yang mana alternatif air bersih yang disajikan berasal dari berbagai sumber yang berbeda dan berkelanjutan. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Ekonomi Kota Surabaya Tahun 2013-2033, Kelurahan Tambak Sarioso Kota Surabaya direncanakan untuk menjadi waterfront city dengan sumber air yang berkelanjutan. Namun, sumber air bersih yang akan digunakan masih bergantung pada air PDAM. Faktanya, kawasan industri dan pergudangan Kelurahan Tambak Sarioso masih belum dialiri air PDAM. Air bersih yang ada didapat dari pembelian tangki air ukuran 5.000 Liter seharga Rp10- 50.000,00 per tangki setiap harinya. Oleh karena itu, diperlukan skenario yang mampu menjawab permasalahan air bersih yang ada. Penelitian ini terdiri dari empat tahap Tahap pertama yaitu mengidentifikasi potensi dan masalah penyediaan air bersih menggunakan metode observasi dan wawancara. Tahap kedua yaitu menganalisis variabel yang mempengaruhi skenario penyediaan air bersih menggunakan metode studi literatur dan wawancara. Tahap ketiga yaitu merumuskan model penyediaan air bersih dengan metode sistem dinamik. Tahap keempat yaitu merumuskan skenario penyediaan air bersih. Model simulasi kondisi eksisting menunjukkan adanya gap antara demand dan supply air, terutama di kawasan industri dan pergudangan. Skenario dibuat untuk menghilangkan gap tersebut. Hasil menunjukkan bahwa pada Kelurahan Tambak Sarioso, skenario penyedian air bersih bisa disediakan melalui penambahan debit air PDAM dan penambahan rain harvesting atau tadah hujan pada atap pergudangan. Debit air yang ditambahkan dari Umbulan sebesar 10,33 liter/detik dan luasan tadah hujan yang ditambahkan seluas 1,255 kilometer persegi di seluruh komplek pergudangan sebagai alternatif sumber air untuk menambah kapasitas catchment yang telah dimiliki kawasan pergudangan. Dari model yang telah disimulasikan, dapat diketahui bahwa skenario ini mampu menyediakan supply air yang cukup sekaligus paling realistis untuk mendukung rencana waterfront city. ====================================================================================================== The concept of Water Sensitive Cities is a city concept where the clean water source comes from various and sustainable sources. Based on Surabaya Spatial Plan of Strategic Economic Zone in 2013-2033, Tambak Sarioso Village Surabaya City is planned to be waterfront city with sustainable water source. However, Surabaya clean water source still depends on PDAM water. In fact, the industrial and warehouse areas of Tambak Sarioso Village have not been supplied with PDAM water. The clean water is obtained from the purchase of 5,000 liters of water tank for IDR 150.000,00 per tank for each day. Therefore, a scenario to solve the existing water supply problem is needed. This research consists of four stages; the first stage is to identify clean water supply potentials and problems by using observation and interview methods. The second stage is to analyze the variables that influence water supply scenario by using literature study and interview method. The third stage is to formulate the model of water supply with dynamic system method. The fourth stage is to formulate clean water supply scenario. Simulation of the existing model shows the gap between demand and water supply, especially in industrial and warehouse areas. The scenario is formulated to remove the gap. The result shows in Tambak Sarioso Village, the clean water supply scenario can be provided through additional PDAM water debit and rain harvesting on the warehouses roofs. The additional water debit from Umbulan is about 10.33 liter/ second and the additional rain harvesting is about 1.255 square kilometers as the alternative water source to increase the catchment capacity in the warehouse area. From model simulation, it can be concluded that this scenario is suitable for providing the most adequate and realistic water supply to support the waterfront city plan

    Towards Erlang-based ABS Microservices Framework for Software Product Line Development

    Get PDF
    The current widely used software system can be categorised as a large or very large decentralised control system with various requirements and continuous interchangeable elements. This characteristic leads to a need to control the variability to manage such systems. Software Product Line Engineering (SPLE) is one of the approaches that can manage the variability by developing sets of products. However, there is a need for support tools for development with software product line engineering. One language that supports the SPLE process is Abstract Behavioral Specification (ABS). Some SPLE research has used ABS to create frameworks that support the SPLE process. ABS Microservices is one research that utilises ABS to create a web framework that supports the SPLE process. This framework uses ABS to generate Java-based applications. The research interest in the web application is driven by the fact that it is one of the software types widely used by organisations and serves as the primary support of their business. Microservices are highly interoperable, thus enabling researchers to integrate different technology from other research. However, there is a need for renewal to the ABS Microservices framework. There is a need for more variants of SPLE-enabled frameworks that use more programming language as a specific programming language has its strength and weakness. Deprecation of the Java backend of the ABS opens a new exploration of another web framework that uses other ABS backend languages. We present the ABS microservices web framework based on Erlang OTP. We choose Erlang because it promises more efficient resource usage and the Erlang backend is one of the ABS backends with the most available features. This research aims to create an entry point for ABS Microservices to support more language. This research shows that the Erlang variant of ABS Microservices has less resource usage than the Java variant. Hence, this promises more options to develop product lines using ABS Microservices

    “UJI SENSITIFITAS EFEK ANTIBAKTERIAL EKSTRAK DAUN ANGSANA DIBANDINGKAN DENGAN OBAT KUMUR UNTUK MENGATASI HALITOSIS FISIOLOGIS”

    Get PDF
    Halitosis adalah bau napas yang tidak sedap. Halitosis timbul karena adanya aktifitas metabolik microbial yang ada di dalamrongga mulut. Aktifitas pembusukan ini akan menghasilkan Volatile Sulfur Compound (VSCs) yang berupa H 2S dan CH3 SH. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengendalikan bau tak sedap pada mulut adalah mengatur jumlah VSCs dengan membatasi jumlah pertumbuhan bakteri penyebab bau mulut. Salah satu bakteri yang banyak menghasilkan VSCs adalah Porphyromonas gingivalis. Pertumbuhan bakteri dapat dibatasi dengan menggunakan senyawa-senyawa antibakterial seperti senyawa terpen, fenol, flavon, isoflavon, tannin, lignin yang terkandung pada tanaman herbal. Salah satu ekstrak tanaman yang sudah terbukti secara ilmiah memiliki efek antibakterial adalah ekstrak daun angsana. Pada penelitian ini kami akan melakukan uji efektifitas efek antibakterial daun angsana terhadap pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis. Metodeyang kami gunakan adalah Uji sensitifitas ekstrak etanol dengan konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% dengan media Muller Hinton yang sudah ditumbuhi koloniPorphyromonas gingivalis.Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektifitas efek antibakterial daun angsana dengan konsentrasi 25%,50%,75%, dan 100% terhadap perkembangan bakteriPorphyromonas gingivalis bila dibandingkan dengan obat kumur dan Doxycycline. Kata Kunci: Halitosis, Volatile Sulfur Compound, Porphyromonas gingivalis, Pterocarpus indicus, Mouthwas

    Proses Kemitraan Badan Usaha Milik Desa Citra Mandiri di Desa Ketapang Kecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi

    No full text
    Mendirikan Badan usaha milik desa merupakan sasaran pemberdayaan ekonomi masyarakat desa. BUMDes Citra Mandiri merupakan salah satu BUMDes yang mampu tumbuh dan berkembang. BUMDes Citra Mandiri memiliki 11 unit yang cukup aktif, dari 11 unit terdapat 3 unit kemitraan yaitu dengan BNI, BRI dan BULOG. Penelitian kualitatif deskriptif ini menggunakan teori Ros Tennyson melalui proses awal kemitraan, implementasi serta monitoring dan evaluasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian mengatakan bahwa kemitraan yang dilakukan oleh BUMDes Citra Mandiri dengan ketiga mitra yaitu Bank BRI, Bank BNI dan BULOG berjalan kurang baik. Dapat dilihat pada praktik identifikasi pemilihan mitra hanya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, tidak memperdulikan dampak bagi BUMDesnya. Pada praktik membangun, praktik ini melakukan penandatanganan kerjasama. Peraturan OJK mengatakan bahwa BUMDes tidak boleh bermitra lebih dengan satu bank. Hal ini dianggap berbahaya untuk proses kemitraan. Praktik implementasi menjalankan program murni dari mitra yaitu Agen BNI46, BRILink, Penyaluran BPNT dan Rumah Pangan Kita (BULOG). Belum terciptanya ide-ide untuk mengembangkan lagi program dari kemitraan. Praktik mengukur ini melihat dampak dari kemitraan. Program kemitraan ini menguntungkan bagi masyarakat. Berbeda dengan BUMDes, kemitraan ini tidak banyak dampaknya untuk BUMDes. Dalam kemitraan BUMDes tidak diberi modal dari ketiga mitra. Untung yang didapat dalam pelaksanaan program tidak besar. Kedepannya BUMDes harus membuat inovasi dari program ketiga mitra agar mendapatkan untung yang lebih besar. Sedangkan pada praktik mengelola, peninjauan dan merevisi BUMDes Citra Mandiri telah melaksanakan dengan baik

    IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 033 TAHUN 2012 TENTANG BAHAN TAMBAHAN PANGAN TERHADAP PANGAN DALAM KEMASAN DI PASAR TRADISIONAL MOJOKERTO

    No full text
    Abstrak  Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang wajib dipenuhi dalam kehidupan sehari – hari, sehingga pangan yang dikonsumsi harus sehat dan aman bagi tubuh manusia. Dalam pemenuhan kebutuhan pangan, terdapat interaksi antara produsen, konsumen dan distributor. Salah satu yang berperan aktif dalam peredaran pangan adalah pedagang pangan dan konsumen yang dianggap kurang berperan aktif. Sebagai pelaku usaha, pedagang berkewajiban memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai barang yang dijualnya. Akan tetapi pedagang tidak menjalankan ketentuan sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Pedagang yang menjual pangan dalam kemasan kurang memperhatikan atas barang dagangan yang dipasoknya baik dari produsen secara langsung maupun dari distributor. Hal tersebut dapat kita lihat dari adanya sikap pedagang yang langsung menerima pangan untuk dijualnya itu mengandung Bahan Tambahan Pangn (BTP) atau tidak, sehingga sebagai konsumen terkadang hanya melihat kemasan pangan tanpa memperhatikan kandungan isi yang ada didalam pangan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh deskripsi mengenai (1) penerapan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan terhadap pangan dalam kemasan di pasar tradisional Mojokerto, (2) kendala – kendala yang dialami oleh Dinas Kesehatan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mojoketo terkait penerapan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan, dan (3) upaya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mojoketo terkait penerapan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan. Metode penelitian ini adalah yuridis non doktrinal. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara, angket dan observasi untuk memperoleh data yang bersifat deskriptif kualitatif. Teknik wawancara, angket dan observasi digunakan untuk memperoleh data kualitatif tentang penggunaan BTP yang dilakukan oleh pelaku usaha atau pedagang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pedagang tidak memperhatikan kemasan pangan atas barang dagangan yang dipasoknya baik dari produsen secara langsung maupun melalui perantara. Hal ini disebabkan kurangnya pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mojokerto. Selain karena alasan dari faktor internal, yang menjadi kendala dalam proses peredaran pangan oleh pedagang adalah faktor dari luar, yaitu karena kurangnya tingkat kesadaran hukum masyarakat yang rendah. Sedangkan Dinas Kesehatan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan belum pernah menerapkan adanya sanksi secara tegas kepada pedagang pangan skala rumah tangga yang tidak mencantumkan ketentuan label pangan secara lengkap.   Kata kunci: Implementasi, Permenkes 033 Tahun 2012, Bahan Tambahan Pangan, Pasar Tradisional Mojokerto
    corecore